A. Pengertian
Komposisi
Komposisi adalah proses
penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar baik yang bebas maupun yang
terikat sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas leksikal
yang berbeda. Dalam
istilah tatabahasa tradisional istilah pemadun lebih di kenal dengan nama
pemajemukan. Dalam bahasa Indonesia pemaduan satuan-satuan kata untuk membentuk
satu kata sangat produkatif, khusussnya dalam pembentukan istilah-istilah baru.
Ramlan ( 1985 ) menyatakan bahwa kata majemuk ialah kata yang terdiri dari dua
kata atau lebih sebagai unsurnya. Di samping itu, ada juga kata majemuk yang
terdiri dari satu kata dan satu pokok kata, sebagai unsurnya, misalnya daya
tahan, daya juang, kamar tunggu, kamar kerja, ruang baca, tenaga kerja, kolam
renang, jarak tembak, ikat pinggang, dan ada pula yang terdiri dari pokok kata
semuanya, seperti lomba lari, jual beli, simpan pinjam, dan masih banyak lagi.
Komposisi adalah proses penggabungan dasar dengan
dasar ( biasanya berupa akar maupun bentuk berimbuhan ) untuk mewadahi suatu
" konsep " yang belum tertampung dalam sebuah kata. Seperti kita
ketahui konsep-konsep dalam kehidupan kita banyak sekali, sedangkan jumlah
kosakata terbatas. Oleh karena itu, proses komposisi ini dalam bahasa indonesia
merupakan satu mekanisme yang cukup penting dalam pembentukan dan pengayaan
kosakata. ( Chaer, 2008 : 209 ).
Istilah
pertama yang banyak digunakan adalah kata majemuk ( Alisjahbana, 1953 ).
Istilah ini digunakan untuk mengacu kepada konsep " gabungan dua buah kata
atau lebih " yang memiliki makna baru. Seperti, bentuk kumis kucing dalam
arti ' sejenis tanaman yang.... ' adalah sebuah kata majemuk; tetapi kumis
kucing dalam arti 'kumis dari seekor kucing' bukanlah kata majemuk. Dari uraian
diatas dapat ditarik dua kesimpulan. Pertama, konsep kata majemuk seperti yang
di maui Alisyahbana adalah identik dengan konsep idiom dalam kajian semantik.
Kedua, dibuatnya di kolomi kata majemuk dan bukan kata majemuk. Menurut Fokker
( 1951 ) komposisi menggunakan istilah kata, yang dibendakannya atas kelompok
longgar dan kelompok erat. Kelompok longgar dimaksudkan untuk kelompok kata
yang hubungan antara unsur-unsurnya bersifat tidak mengikat. Sedangkan kelompok
erat adalah kelompok yang hubungan antara unsur-unsurnya bersifat tidak
mengikat. ( Chaer, 2008 : 210 ).
Kesimpulan
pengertian komposisi dari beberapa pendapat bahwa Komposisi adalah hasil dan
proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun
yang terikat, sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas
leksikal yang berbeda, atau yang baru.
B. Aspek
Semantik Komposisi
Konsep-konsep ini dapat dibedakan
adanya lima macam komposisi :
a) Komposisi yang menampung konsep-konsep
yang digabungkan sederajat, sehingga membentuk komposisi yang koordinatif.
Misalnya baca tulis, pulang pergi, jauh dekat, sawah lading dan contoh yang
lain.
b) Komposisi yang menampung
konsep-konsep yang digabungkan tidak sederajat, sehingga melahirkan komposisi
yang subordinatif. Misalnya sate ayam, sate Madura.
c) Komposisi yang menghasilkan istilah,
yakni yang maknanya sudah pasti, sudah tertentu, meskipun bebas dari konteks kalimatnya,
karena sebagai istilah hanya digunakan dalam bidang ilmu atau kegiatan
tertentu. Contoh:
Ø Istilah Olahraga
§ tolak peluru
§ angkat besi
§ terjun paying
Ø Istilah Politik
§ hak pilih
§ sidang paripurna
Ø Istilah Pendidikan
§ buku ajar
§ tahun ajaran
§ hak pilih
d) Komposisi pembentuk idiom, yakni
penggabungan dasar dengan dasar yang menghasilkan makna idiomatik, yaitu makna
yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal. Misalnya,
penggabungan meja dengan dasar hijau yang menghasilkan komposisi meja hijau
dengan makna ‘pengadilan’.
e) Komposisi yang menghasilkan nama. (
Chaer, 2008 : 212 – 215 ).
1. Komposisi
Nominal
Yang
dimaksud dengan komposisi nominal adalah komposisi yang pada satuan klausa
berkategori nomina. Misalnya komposisi kakek
nenek dan baju baru. Sebagai
pengisi fungsi subjek komposisi kakek
nenek berkategori nomina; dan sebagai pengisi fungsi objek komposisi baju baru juga berkategori nomina. Komposisi
nominal dapat dibentuk dari dasar:
a. Nomina + nomina, seperti kakek
nenek, meja kayu dan sate kambing.
b. Nomina + verba, seperti meja makan,
buku ajar dan ruang tunggu.
c. Nomina + adjectifa , seperti guru
muda ,mobil kecil
v Komposisi
Nominal Bermakna Gramatikal
Makna
gramatikal adalah makna yang muncul dalam proses penggabungan dasar dengan
dasar dalam pembentukan sebuah komposisi. Makna gramatikal yang muncul dalam
proses pembentukan komposisi nominal, antara lain adalah makana yang menyatakan:
a. ‘gabungan biasa’, sehingga di antara
kedua unsurnya dapat disisipkan kata dan.
b. ‘bagian’ , sehingga di antara kedua
unsurnya dapat disisipkan kata dari.
c. ‘kepunyaan atau pemiliki’. Sehingga
di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata milik.
d. ‘asal bahan’, sehingga di antara
kedua unsurnya dapat disisipkan kata terbuat dari.
e. ‘asal tempat’, sehingga di antara
kedua unsurnya dapat disisipkan kata berasal dari.
f. ‘bercampur atau di campur dengan’ ,
sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata bercampur.
g. ‘hasil buatan’ , sehingga di antara
kedua unsurnya dapat disisipkan kata buatan.
h. ‘tempat melakukan sesuatu’,
sehingga diantara keduanya dapat
disisipkan kata tempat.
v Komposisi
Nominal Bermakna Idiomatik
Ada
sejumlah komposisi nominal memliki makna idiomatic, berupa idiom penuh maupun
berupa idiom sebagian. Yang berupa idiom penuh artinya, seluruh komposisi itu memiliki
makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal. Misalnya:
-
Orang tua, dalam arti ‘ayah ibu’
-
Kambing hitam, dalam arti ‘orang
yang dipersalahkan dalam perkara’
-
Kumis kucing, dalam arti ‘sejenis
tanaman obat’
-
Meja hijau, dalam arti ‘pengadilan’
-
Buah bibir, dalam arti ‘bahan
pembicaraan orang ramai’
-
Daun muda, dalam arti ‘wanita
remaja’
v Komposisi
Nominal Metaforis
Ada
sejumlah komposisi nominal yang salah satu unsurnya digunakan secara metaforis
yakni dengan mengambil salah satu komponen makna yang dimiliki oleh unsur
tersebut. Umpamanya unsur kaki pada
komposisi kaki gunung diberi makna
metaforis dari komponen makna kaki, yaitu ( + terletak pada bagian bawah ).
Sedangkan pada komposisi kaki meja diberi
makna metaforis dari komponen makna kaki
( + penunjang berdirinya tubuh ). Contoh komposisi nominal metaforis lainnya
adalah :
-
Catatan kaki
-
Kepala surat
-
Kepala paku
-
Kepala kantor
-
Daun telinga
-
Mulut gua
v Komposisi
Nominal Nama dan Istilah
Ada
sejumlah komposisi nominal yang berupa nama atau istilah sebagai nama atau
istilah komposisi ini tidak bermakna gramatikal ,tidak bermakna idiomatic, juga
bermakna metaforis. Beberapa dan istilah diberikan sebagai contoh di bawah ini:
Nama Istilah
Hotel
Indonesia Buku Ajar
IKIP
Jakarta Lepas Landas
Jalan
Jagorawi Anak Angkat
Kampung
Bali Rumah Tangga
Tanah
Abang Pagar Ayu
Jakarta
Timur Polisi tidur
v Komposisi
Nominal dengan Adverbia
Ada
sejumlah komposisi nominal yang bentuk dari kelas adverbia dan kelas nominal.
Makna komposisi jenis ini di tentukan oleh makna “leksikal” dari kata adverbial
itu. Adverbial yang mendampingi nomina adalah, adverbial yang menyatakan
negasi, yaitu bukan, tiada, tanpa; dan adverbial yang menyatakan jumlah, yaitu
beberapa, banyak, sedikit, sejumlah, jarang, kurang. Berikut diberikan sejumlah
contoh:
-
Bukan anjing
-
Tiada air
-
Tanpa uang
-
Beberapa siswa
-
Sedikit air
-
Sejumlah orang
-
Jarang penduduk
2. Komposisi
Verbal
Yang
dimaksud dengan komposisi verbal adalah komposisi yang pada satuan klausa
berkategori verbal. Misalnya komposisi menyanyi menari dan dating mengahadap
pada kedua kalimat berikut:
- Mereka menyanyi menari sepanjang
malam
- Dia dating mengahadap kepala sekolah
Sebagai pengisi fungsi predikat komposisi menyanyi
menari dan dating menghadap berkategori verba. Komposisi verbal dapat dibentuk
dari dasar:
a. Verba + verba, seperti menyanyi
menari, dating menghadap, duduk termenung, dan lari bersembunyi.
b. Verba + nomina, seperti gigit jari
dan membanting tulang.
c. Verba + ajektifa, seperti lompat
tinggi, lari cepat, dan berkata keras.
d. Adverbial + verba, seperti sudah
makan, tidak datang.
v Komposisi
Verbal Bermakna Gramatikal
Proses
pembentukan komposisi verbal muncul beberapa makna gramatikal, anatara lain
adalah makna yang menyatakan:
a. ‘gabungan biasa’, sehingga di anatra
kedua unsurnya dapat disispkan kata dan.
b. ‘gabungan mempertentangkan’,
sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata atau.
c. ‘sambil’, sehingga di antara kedua
unsurnya dapat disisipkan kata sambil.
d. ‘lalu’, sehingga di antara kedua
unsurnya dapat disisipkan kata lalu.
e. ‘untuk’, sehingga di antara kedua
unsurnya dapat di sisipkan kata untuk.
f. ‘dengan’, sehingga di antara kedua
unsurnya dapat di sisipkan kata dengan.
g. ‘secara’, sehingga di antara kedua
unsurnya dapat disisipkan kata secara.
v Komposisi
Verbal Bermakna Idiomatikal
Ada
sejumlah komposisi verbal yang bermakna idiomatical, yaitu makna yang tidak
dapat ditelusuri atau diprediksi baik secra leksikal maupun gramatikal.
Misalnya makan garam dalam arti
‘pengalaman’, makan kerawat dalam
arti ‘sangat miskin’, gigit jari
dalam arti ‘tidak mendapatkan apa-apa’. Berkenaan dengan konstruksi predikat +
objek ini, maka makna verba yang menjadi predikat itu sangat bergantung pada
nomina, sebagai objek yang mengikutinya. Sebagai contoh kita ambil verba makan,
mengambil dan menjual. Pada daftar a) ketiga verba itu bermakna gramatikl, pada
daftar b) bermakna idiomatical dan daftar c) bermakna polisemi.
a) makan tempe
makan
tahu
makan
kacang
mengambil
uang
mengambil
buku
menjual
sepeda
b) makan hati
makan
kerawat
mengambil
hati
menjual
aksi
menjual
diri
c) makan ongkos
makan
waktu
menjual
paksa
menjual
semua
v Komposisi
Verbal dengan Adverbia
Verba
sebagai pengisi fungsi predikat dalam sebuah klausa seringkali didampingi oleh
sebuah adverbial atau lebih. Adverbia pedamping adalah:
a. Adverbia negasi: tidak, tak tanpa.
b. Adverbia kala: sudah, sedang, tengah
lagi, akan.
c. Adverbia keselesaian: sudah , sedang
, tengah, belum.
d. Adverbia aspectual: boleh wajib,
harus, dapat, ingin , mau.
e. Adverbia frekuensi : sering ,
jarang, pernah, acapkali.
f. Adverbia kemungkinan: mungkin,
pasti, barang kali, boleh jadi.
3. Komposisi
Ajektival
Yang
dimaksud dengan komposisi ajektival adalah komposisi yang pada satuan kalusa,
berkatagori ajektiva. Misalnya komposisi cantik
molek dan kaya miskin dalam
klausa berikut :
- Gadis yang cantik molek itu duduk termenung.
- Kaya
miskin di
hadapan Allah sama saja.
Komposisi ajektifal dapat dibentuk
dari dasar :
a) Ajektifa + ajektifa, seperti tua
muda, besar kecil.
b) Ajektifa + nomina, seperti merah
darah, keras hati.
c) Ajektifa + verba, seperti takut
pulang , malu bertanya.
d) Adverbial + ajektifa, seperti tidak
berani, sangat indah.
v Komposisi
Ajektival Bermakna Gramatikal
Dalam proses pembentukannya muncul
sejumlah makna gramatikal , anatara lain, adalah makna yang menyatakan:
a)
‘gabungan
biasa’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dan.
b)
‘alternatif
atau pilihan’, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata atau.
c)
‘seperti’
, sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata seperti.
d)
‘serba’,
makna gramatikal ini dapat diperoleh apabila kedua unsurnya berupa dasar yang
sama dan memiliki komponen makna yang sama.
e)
‘untuk’,
sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata untuk.
f)
‘kalau’,
sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata kalau.
v Komposisi
Ajektival bermakna Idiomatikal
Ada sejumlah komposisi ajektival bermakna
idiomatical, yakni makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun
gramatikal. Misalnya panjang usus dalam arti sabar, tinggi hati dalam arti
angkuh.
v Komposisi
Ajektival dengan Adverbial
Hanya ada dua macam adverbial yang
mendampingi ajektiva untuk mebentuk komposisi ajektival, yaitu :
a)
Adverbial
negasi : tidak.
b)
Adverbia
derajat : agak, sama, lebih, kurang, sangat, amat, sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar